RISKESDAS 2010 AKAN FOKUS
PADA INDIKATOR PENCAPAIAN MDGs
Jakarta, 11/3/2010 (Kominfo-Newsroom) Kementerian Kesehatan pada
2010 ini akan melakukan riset kesehatan dasar (Riskesdas) ke-2
dengan fokus pada indikator-indikator pencapaian MDGs, setelah
riset yang pertama dilakukan pada tahun 2007.
Indikator MDGs kesehatan yang akan dikumpulkan melalui Riskesdas
2010 diantaranya, status gizi balita, status kesehatan ibu dan anak
(menurunkan kematian anak dan meningkatkan kesehatan Ibu),
prevalensi malaria dan tuberculosis (menurunkan angka kesakitan)
dan HIV/AIDS.
Pada 2010 ini yang akan diteliti adalah masyarakatnya, baik
sebagai nara sumber maupun sebagai subjek penelitian mengenai suatu
penyakit, sementara di 2011 juga akan dilakukan pendataan pada
fasilitas kesehatan di seluruh daerah, kata Kepala Badan Litbangkes
pada Kementerian Kesehatan, Agus Purwadianto, di Jakarta, Kamis
(11/3).
Saat ini telah dilakukan penyebaran quesioner dan pelaksanaannya
akan mulai dilakukan pada April dan Mei, bekerjasama dengan BPS
yang juga akan melakukan sensus penduduk, melalui data terbaru yang
akan mencakup 70.000 rumah tangga di seluruh Indonesia.
Hasil riskesdas ini nantinya akan dipublikasikan dan juga
diterjemahkan dalam bahasa Inggris, sehingga dapat diakses oleh
peneliti di seluruh dunia. Indonesia termasuk dalam negara dengan
data Riskesdas terbesar dari seluruh negara di dunia, namun saat
ini belum ada publikasi yang sifatnya masal dari Indonesia,
katanya.
Pada tahuan 2007 Badan Litbangkes telah melakukan Riskesdas pertama
yang hasilnya telah dimanfaatkan oleh penyelenggara program,
terutama menteri kesehatan, Bappenas, dan kab/kota. Riskesdas
pada2010 telah dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Endang Rahayu
Sedyaningsih pada 1 Maret 2010 lalu.
Riskesdas 2010 akan lebih difokuskan pada indikator-indikator
pencapaian MDGs, karena bertepatan dengan tahun dilaksanakannya
pertemuan puncak tingkat tinggi Majelis Umum PBB untuk mengevaluasi
pencapaian deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) dari 189
negara termasuk Indonesia. (T. Jul/toeb)
sebagai nara sumber maupun sebagai subjek penelitian mengenai suatu
penyakit, sementara di 2011 juga akan dilakukan pendataan pada
fasilitas kesehatan di seluruh daerah, kata Kepala Badan Litbangkes
pada Kementerian Kesehatan, Agus Purwadianto, di Jakarta, Kamis
(11/3).
Saat ini telah dilakukan penyebaran quesioner dan pelaksanaannya
akan mulai dilakukan pada April dan Mei, bekerjasama dengan BPS
yang juga akan melakukan sensus penduduk, melalui data terbaru yang
akan mencakup 70.000 rumah tangga di seluruh Indonesia.
Hasil riskesdas ini nantinya akan dipublikasikan dan juga
diterjemahkan dalam bahasa Inggris, sehingga dapat diakses oleh
peneliti di seluruh dunia. Indonesia termasuk dalam negara dengan
data Riskesdas terbesar dari seluruh negara di dunia, namun saat
ini belum ada publikasi yang sifatnya masal dari Indonesia,
katanya.
Pada tahuan 2007 Badan Litbangkes telah melakukan Riskesdas pertama
yang hasilnya telah dimanfaatkan oleh penyelenggara program,
terutama menteri kesehatan, Bappenas, dan kab/kota. Riskesdas
pada2010 telah dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Endang Rahayu
Sedyaningsih pada 1 Maret 2010 lalu.
Riskesdas 2010 akan lebih difokuskan pada indikator-indikator
pencapaian MDGs, karena bertepatan dengan tahun dilaksanakannya
pertemuan puncak tingkat tinggi Majelis Umum PBB untuk mengevaluasi
pencapaian deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) dari 189
negara termasuk Indonesia. (T. Jul/toeb)
0 komentar